Sampai saat ini budidaya jamur tidak banyak mengalami perkembangan yang berarti, semua berjalan dengan lambat sistem budidaya hampir tidak mengalami perubahan yang berarti menggunakan bahan baku yang sama dan menggunakan baglog. Padahal bila kita mau kreatif dan inovatif dengan berpegang pada prinsip dasar ilmu dan teknologi serta aspek fisiologi, maka kita dapat mengembangkan berbagai macam modifikasi baik yang berkaitan dengan teknik budidayanya, sarana prasarananya, bahan bakunya bahkan sampai pada pemuliaannya serta produk baru yang dihasilkan. Esha Flora memberikan pelatihan jamur terutama berkaitan dengan hal ini.

 

Pembuatan jamur tiram pada media cair denga menggunakan media eksyrak kentang dengan vitamin

 

Pemuliaan jamur dapat dilakukan dengan melakukan poliploid pada jamur atau membuat supaya jamur menjadi raksasa, demikian pula dengan mempercepat pertumbuhan jamur dapat menggunakan hormon giberelin, karena sesungguhnya hormon giberelin adalah hormon yang juga berasal dari jamur. Dalam album ini kami memperlihat kreasi baru dalam memproduksi Fo di dalam media cair. Sebenarnya bukan hanya untuk Fo tapi hal ini juga dapat digunakan sebagai bentuk produk baru.

 

Selama ini jamur tiram yang dikonsumsi adalah tubuh buahnya atau bentuk organ yang seperti payung, kenapa organ tersebut yang bisa dipanen, karena kalau miseliumnya susah dipanen karena masih bergabung dengan medianya. Pada album ini diperlihatkan bahwa jamur tiram yang ditanam di dalam media cair kaya nutrisi organik dan kemudian dishaker (dikocok) maka akan menghasilkan butiran jamur tiram yang menggumpal seperti bola (gumpalan tersebut sebenarnya merupakan akumulasi gumpalan miselium yang membentuk bola.). Bentuk gumpalan bola ini ukuranya bervariasi besarnya tergantung pada kecepatan putaran shaker ang kita berikan, semakin cepat putaran saker maka akan semakin kecil bola miselium jamu yang terbentuk, semakin lambat akan semakin besar.

 

 

Logikanya bila jamur ini tidak beracun dan bisa dimakan, dan dia sudah terpisah dari medianya maka gumpalan bola ini sbenarnya bisa langsung di konsumsi, bahkan hal ini seperti baby mushroom atau bayi jamur (pasti rasanya lebih lembut dan halus) dan kandungannya pasti akan kaya nutrisi karena masih bersifat mudah dan sehat penuh dengan bahan penyusun organik. Jadi bukanlah hal mustakil kedepannya nani benar-benar ada baso jamur yang memang seratus persen jamur. Dan jamur yang dapat dibuat seperti ini tidak hanya jamur tiram maka dapat dilakukan pada jamur merang, jamur kuping dan jamur lainnya. Esha Flora dalam hal ini hanya mengarahkan ide dan kreasi dan inovasi ini, sepenuhnya dala pelaksanaannya dilakukan oleh alumni peserta, mitra dan rekan kerja Esha Flora yaitu Bapak Haji Abdul Malik, beliau adalah seorang yang sangat mahir memodifikasi alat sehingga tujuantercapai. dalam halini adalah suatu yang mustahil bila mengerjakannya tidak dalam kondisi steril. dan justru selama ini banyak orang yang sebagian besar tidak berhasil karena terkendala pada kontaminasi. Semoga hal ini memberikan dorongan dan motivasi pada berbagai pihak untuk terus berinovasi dan berkreasi